ADS

Pertumbuhan Premi Asuransi Umum Masih Ungguli Kenaikan Klaim


Industri asuransi umum atau asuransi kerugian masih dianggap sehat pada Agustus lalu. Adanya kenaikan klaim dianggap normal alasannya yaitu laju perolehan premi lebih ngebut.

Sampai dengan Agustus 2018, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pendapatan premi industri asuransi umum mencapai Rp 44,45 triliun atau naik 10,95% secara year on year (yoy). Sedangkan klaim naik 1,38% menjadi Rp 17,57 triliun.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dalimuthe mengatakan, kenaikan premi disertai kenaikan klaim sebagai sesuatu yang normal. Asalkan, kenaikan klaim lebih rendah dari premi.

“Yang berbahaya itu apabila pendapatan premi tumbuh 1%, sedangkan klaim tumbuh 5%. Kalau sama-sama naik tidak apa-apa, asalkan pertumbuhan premi lebih cepat dari klaim,” kata Dody di Jakarta, Kamis (11/10).

Namun ia belum sanggup memastikan berapa kenaikan pembayaran klaim hingga selesai tahun, alasannya yaitu klaim bersifat fluktuatif. Adanya peristiwa gempa di wilayah Lombok dan Palu, akan berpotensi menaikan jumlah klaim di tahun ini.

“Dengan adanya gempa, klaim diestimasikan naik. Tapi itu masih tetap tergantung bagaimana perusahaan asuransi bekerja sama dengan perusahaan reasuransi untuk membayar klaim, serta mengatur risiko secara tepat,” terang dia.

PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) bahkan mengalami kenaikan klaim 5% di bulan Agustus 2018. Sayangnya, kenaikan klaim terus berbanding terbalik dnegan pertumbuhan premi yang turun sebesar 3% dari tahun kemudian yakni Rp 1,1 triliun.

Meskipun demikian, Presiden Direktur Aswata Christian Wanandi optimistis perseroan sanggup mencapai sasaran premi sebesar Rp 2,1 triliun hingga selesai tahun ini.

“Strategi kami yaitu dengan tetap menaikan bisnis, serta berpegang pada underwriting yang prudent,” ungkapnya.

Pembayaran klaim PT Asuransi Adira Dinamuka (Adira Insurance) justru mengalami penurunan. Sampai dengan Agustus 2018, perusahaan mencatatkan klaim sebesar Rp 516 miliar, atau turun 4% secara yoy.

Business Development Division Head Adira Insurance Tanny Megah Lestari mengatakan, penurunan klaim tersebut terjadi alasannya yaitu jumlah transaksi klaim juga menurun. Di sisi lain, Adira Insurance sukses mencatatkan peroleh premi sebesar Rp 1,8 triliun, naik 12% secara year on year (yoy).

“Per Agustus 2018, kita sudah membayarkan 173.900 transaksi klaim, nilainya Rp 516 miliar. Secara transaksi bergotong-royong mengalami penurunan sebesar 33% dan secara jumlah mengalami penurunan sebanyak 4%,” jelasnya.

Dari nilai premi tersebut, sekitar 58% bersumber dari produk asuransi kendaraan bermotor dan sisanya produk asuransi non kendaraan bermotor. Asuransi kendaraan menyumbang premi sebesar Rp 1,03 triliun, sedangkan sisanya dari produk non kendaraan bermotor.

Adira menargetkan pendapatan premi Rp 2,7 triliun hingga selesai tahun. Starteginya dengan terus menyebarkan penemuan di bidang teknologi dan digital, yang disertai peningkatan kinerja sumber daya insan (SDM) dan organisasi di perusahaan.

sumber: kontan 

Subscribe to receive free email updates:

ADS