ADS

2017 Pertambangan Bergairah, Penjualan Alat Berat Naik 40 Persen Lebih


Perkembangan industri alat berat pada tahun ini menandakan indicator yang positf. Hal ini tidak lepas dari perkembangan industri pertambangan di Indonesia. 

Chief Administration Officer PT Trakindo Utama Maria T Kurniawati mencatat ada pertumbuhan penjualan alat berat Trakindo 40-45 persen jikalau dilihat pada perkembangan tahun sebelumnya.

“Di triwulan kedua, penjualan alat berat Trakindo tumbuh hingga 40-45 persen. Itu seiring meningkatnya harga komoditas khususnya kerikil bara termasuk di Kalimantan Timur, ” bebernya memperkenalkan dozer Cartepillar Cat D9T terbaru di kantor Trakindo Jalan Pulau Balang KM 13, Soekarno Hatta Balikpapan Utara, belum usang ini. 

Menurutnya bisnis pertambanganyang terus tumbuh ini, disambut konkret dengan menghadirkan dozer generasi gres Cat D9T yang diperlukan bisa mendukung industry pertambangan. “Ini juga sebagai salah satu upaya kami mengakomodir kebutuhan pelanggan akan alat-alat berat berserta solusi caterpillar,” tandasnya.

Branch Manager Balikpapan PT Trakindo Utama Andi Mauraga juga mengakui  ajakan alat berat diler resmi Caterpillar di Kaltim dibanding tahun kemudian sudah mulai membaik bahkan peluncuran Dozer Caterpillar ialah Cat D9T, diyakini akan diterima pelaku industri pertambangan. 

Lanjutnya, tahun lalu, kondisi pertambangan memang lesu seiring kondisi kerikil bara. Banyak alat berat yang kreditnya macet dan menganggur. “Tahun ini, dikala harga komoditas bergerak konkret kami telah menyiapkan beberapa seni administrasi pemasaran,” ujarnya.

Diantaranya menciptakan jadwal rekondisi alat berat. Saat kerikil bara anjlok, banyak alat berat yang menganggur. Otomatis, dikala akan digunakan kembali niscaya ada yang harus diperbaiki.

“Penjualan alat berat bekas yang sudah diperbarui. Harga jualnya rata-rata di angka 75-85 persen dari harga jual baru,” ucapnya. 

Terpisah, kondisi postif juga dialami PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS) yang mencapai 87 persen year to date untuk sektor pertambangan, sedangkan pertumbuhan penjualan alat berat untuk sektor non pertambangan tumbuh 41 persen.

Direktur PT IPPS George Setiadi menyampaikan pertumbuhan penjualan unit alat berat brand dagang Volvo ini bahkan mencapai 66 persen secara tahunan, melampaui pertumbuhan pasar penjualan alat berat industri yang mencapai 44 persen.

“Untuk beberapa merek Volvo di wilayah Kalimantan dan Sulawesi ini pertumbuhan penjualan IPPS selama setahun terakhir sudah meningkat lebih dari 100 persen dibanding merek-merek lain,” katanya.

Penjualan brand Volvo laku karena adanya tipe dengan kekhususan untuk acara pertambangan, menyerupai articulated dump truck. Sedangkan pertumbuhan penjualan unit brand lain menyerupai Komatsu, Hitachi, Caterpillar, dan lain-lainnya, tumbuh 36 persen dalam years on years.

"Pertumbuhan penjualan alat berat selama 2017 disebabkan tentu selain karena industri pertambangan sedang bergairah, juga karena pengalaman kami di alat berat sudah puluhan tahun sehingga sanggup cepat mengambil peluang yang muncul sehabis beberapa tahun stagnan," tukasnya. 

sumber: wartaekonomi

Subscribe to receive free email updates:

ADS