ADS

Industri Galangan Kapal Didorong Manfaatkan Tol Laut


Industri galangan kapal nasional didorong untuk memanfaatkan tol bahari yang telah dibangun oleh pemerintah sebagai sebuah peluang potensial guna meningkatkan kemampuan dan utilisasi, khususnya untuk pembangunan armada baru.

"Diharapkan dengan adanya proyek-proyek pembangunan kapal gres tersebut, sanggup juga memacu perembesan tenaga kerja serta yang lebih penting ialah kemampuan dalam meningkatkan penguasaan teknologi," kata Inspektur Jenderal Kementerian Perindustrian Soerjono lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.

Soerjono memberikan hal itu pada jadwal Peluncuran Kapal Perintis Tipe 1.200 GT "KM Sabuk Nusantara 93" yang dibangun oleh galangan kapal PT Steadfast Marine di Pontianak, Kalimantan Barat.

Kapal perintis yang dipesan Kementerian Perhubungan ini merupakan salah satu kesepakatan pemerintah dalam membangun tol bahari dan menempatkan sektor maritim sebagai jadwal prioritas pembangunan nasional.

Hal ini pun sekaligus untuk memperkuat visi Indonesia menjadi poros maritim dunia.

"Kami sangat mengapresiasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang telah menunjukkan kepercayaan bagi industri perkapalan dalam negeri untuk melakukan pembangunan kapal tersebut. Ke depannya, kami berharap, kesempatan menyerupai itu sanggup terus diberikan kepada industri perkapalan kita sehingga akan semakin berdaya saing," paparnya.

Adapun spesifikasi kapal ini, yaitu mempunyai panjang seluruhnya 62,8 meter, tinggi 4 meter, dan lebar 12 meter dengan kemampuan daya mesin utama 2 x 1100 HP serta sanggup menampung 36 awak kapal dan 404 orang penumpang.

Soerjono menyatakan, Kemenperin bertekad untuk terus mendorong pengembangan industri galangan kapal di dalam negeri lantaran berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Apalagi industri strategis ini mempunyai karakteristik sebagai sektor padat karya, padat modal dan padat teknologi.

"Bagi Indonesia, sektor maritim bukan hanya berfungsi untuk meningkatkan acara ekonomi, tetapi lebih dari itu, sebagai simbol kekuatan dan kedaulatan negara," tegas Soerjono.

Bahkan, sektor ini juga mempunyai kiprah vital untuk menyatukan seluruh wilayah yang tersebar di Indonesia.

Oleh alasannya itu, lanjut Soerjono, industri galangan kapal sebagai manifestasi dari impian tersebut mengemban kiprah dan tanggung jawab yang sangat besar semoga kepentingan negara dalam rangka mewujudkan konektivitas antar wilayah melalui penguatan sarana transportasi bahari sanggup terwujud.

Kemenperin mencatat, sampai ketika ini, jumlah galangan kapal di Tanah Air sebanyak 250 perusahaan dengan kapasitas produksi sebesar 1 juta DWT per tahun untuk membangun kapal gres dan bisa mencapai 12 juta DWT per tahun untuk reparasi kapal.

Komisaris Utama PT Steadfast Marine Eddy Kurniawan Logam menyampaikan, pihaknya dipercaya untuk mengerjakan proyek strategis nasional sebanyak 13 kapal negara milik Kementerian Perhubungan.

KM Sabuk Nusantara 93 merupakan kapal ketujuh yang telah diluncurkan, di mana sebelumnya enam unit kapal didik type 1200 GT telah berhasil diluncurkan dengan sukses pada September lalu.

Menurut Eddy, kapal-kapal produksi PT Steadfast Marine telah memakai komponen-komponen dalam negeri, antara lain plate, profile, cat, pompa, propeller dan shaft.

"Bahkan, kami bisa memproduksi sendiri komponen-komponen lainnya menyerupai MSB, Console Table, Deck Machinery, Pintu, Kemudi dan Anchor Winch dengan total Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) beberapanya mencapai 65 persen," ungkapnya.

Untuk menunjang produksi kapal, PT Steadfast Marine mempunyai team engineering yang terampil dan mahir di bidangnya dengan jumlah mencapai 1000 tenaga kerja untuk mendukung proses pembangunan ke-13 kapal negara tersebut. Nilai kontrak ke-13 kapal negara itu sebesar Rp850 miliar.

Selama 12 tahun berdiri, PT Steadfast Marine telah membangun sebanyak 89 Kapal dengan aneka macam jenis ukuran atau tipe baik yang berbahan aluminium maupun baja.

Salah satu kapal terbesar yang pernah dibangun di galangan PT Steadfast Marine ialah Kapal Trailing Suction Hopper Dredger (TSHD) yang merupakan kapal keruk pertama di Indonesia pada 2015.

Kapal ini merupakan hasil kolaborasi antara PT Steadfast Marine dan Damen Shipyard Belanda.

sumber: antaranews

Subscribe to receive free email updates:

ADS