ADS

Asuransi Dengan Manfaat Pengembalian Premi, Penemuan Menarik Pelanggan Baru

Pasar Indonesia yang sangat potensial, menciptakan perusahaan asuransi di Indonesia untuk terus berinovasi produk. Dengan tujuan semoga semakin banyak masyarakat yang tertarik membeli produk asuransi jiwa, terutama asuransi kesehatan.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memang banyak memengaruhi minat orang membeli asuransi sehingga penemuan produk asuransi komersial melalui fitur-fitur atau marketing gimmick terus digeber oleh para produsen.

 menciptakan perusahaan asuransi di Indonesia untuk terus berinovasi produk Asuransi dengan Manfaat Pengembalian Premi, Inovasi Menarik Pelanggan BaruSalah satu fitur yang terus ditawarkan oleh perusahaan asuransi yaitu fitur pengembalian premi dengan syarat tertentu. Contohnya saja sehabis kontrak asuransi berjalan dalam rentang waktu tertentu dan tidak terjadi klaim, nasabah akan mendapat pengembalian premi. Fitur itu kerap dinamakan no claim bonus atau return on premium.

Fitur ini ditawarkan banyak produk asuransi jiwa maupun kesehatan. Contohnya, Axa Hospital Plus Life. Produk besutan Axa Indonesia ini memperlihatkan fitur pengembalian premi 100% sehabis kontrak asuransi berlangsung 12 tahun, baik terjadi klaim maupun tidak selama rentang waktu itu.

Produk asuransi kesehatan yang mempunyai fitur menyerupai yaitu Cigna Care and Save yang dirilis oleh Cigna Indonesia. Pengembalian premi sebesar 50% sehabis kontrak asuransi berjalan selama 3 tahun, ada atau tidak klaim. Ada pula Cigna Health Protection yang mengembalikan 25% total premi apabila dalam 2 tahun tidak ada klaim dari pemegang polis.

Ada lagi, produk Avrist Smart Guard, asuransi kesehatan yang memperlihatkan pengembalian 50% premi sehabis kontrak berjalan 6 tahun sampai 9 tahun. Sedang apabila kontrak asuransi sudah berjalan 10 tahun, premi akan dikembalikan 100%. Adi Purnomo Wijaya, Wapres Direktur Avrist Assurance, menjelaskan, fitur return on premium akan menguntungkan pemegang polis. “Uang pemegang polis tidak hangus ketika simpulan masa pertanggungan premi berakhir atau ketika tidak ada klaim,” ujarnya.

Fitur ini telah memikat banyak orang Indonesia yang cenderung belum bersahabat dengan cara kerja produk asuransi. Masih banyak kalangan masyarakat yang menilai membeli asuransi yaitu tindakan mubazir alasannya premi biasanya tetap hangus kendati tidak ada klaim selama kontrak. Lantas, adakah dengan demikian produk asuransi berfitur menyerupai itu bisa dibilang produk asuransi yang menarik dilirik? Sebelum buru-buru menubruknya, ada baiknya Anda tetap menyimak saran dari para perencana keuangan.

Memilih Asuransi Sesuai Kebutuhan

Membeli asuransi sejatinya yaitu mengalihkan risiko yang kita miliki ke perusahaan asuransi melalui pembayaran premi untuk mendapat pertanggungan tertentu. Dalam kolom arus kas, premi asuransi dimasukkan di kolom biaya. Karena terkait dengan biaya itulah, pembelian asuransi apa pun harus melalui pertimbangan yang cermat.

Para perencana keuangan mengingatkan, prinsip utama menilai layak atau tidak sebuah produk asuransi untuk Anda beli yaitu pastikan produk itu sesuai kebutuhan Anda. “Selain itu, perlu juga menimbang kesesuaian harga produk asuransi atau premi dengan kondisi keuangan kita,” kata Freddy Pieloor, perencana keuangan Moneynlove Financial Planning dan pialang asuransi.

Anggaran biaya asuransi idealnya memakan tidak lebih dari 10% pendapatan tahunan Anda. Mengetahui kebutuhan proteksi menyerupai apa yang sempurna juga untuk menghindarkan Anda dari jebakan fitur-fitur produk asuransi yang sebetulnya tidak terlalu Anda perlukan.

Nah, berikut hal-hal yang perlu Anda ketahui lebih jauh wacana fitur pengembalian premi asuransi berdasarkan pendapat para perencana keuangan:

Perhatikan Jenis Proteksi Dari Asuransi Anda

Di pasar, kebanyakan asuransi dengan fitur pengembalian premi sampai 100% yaitu asuransi berjenis santunan harian atau cashplan. Berbeda dengan jenis hospital benefit, asuransi cash plan tidak melihat perincian biaya yang timbul ketika terjadi risiko. Perusahaan asuransi mengganti risiko sesuai hari Anda dirawat.

Misalnya, Anda membeli asuransi cash plan dengan bagan Rp 1 juta per hari, maka ketika Anda dirawat di rumahsakit selama 10 hari, asuransi mengganti biaya sebesar Rp 10 juta meskipun biaya rumahsakit Anda sebetulnya Rp 50 juta ataupun hanya Rp 7 juta.

Dus, asuransi jenis ini lebih sempurna sebagai pengganti penghasilan yang hilang akhir Anda sakit atau kecelakaan. Perencana keuangan menilai, bagan cash plan lebih cocok sebagai embel-embel proteksi kesehatan yang sudah Anda miliki.

Perhatikan, Asuransi Dengan Manfaat Terbatas

Tidak ada makan siang gratis. Prinsip itu yang harus selalu Anda ingat ketika meneliti sebuah proposal produk jenis apapun. Karena kebanyakan asuransi berfitur pengembalian premi merupakan asuransi berskema santunan harian, manfaat yang diberikan pun relatif terbatas dan tidak detail.

Umumnya, untuk jenis asuransi kesehatan bagan cash plan dengan fitur pengembalian premi, manfaat yang diberikan mencakup santunan rawat inap, santunan apabila dirawat di intensive care unit (ICU), kemudian santunan kematian. Sedang risiko lain menyerupai biaya kunjungan dokter, pembedahan, biaya ambulans, dan lain-lain, tidak ditanggung.

Memilih Asuransi Juga Harus Menimbang inflasi

Kebanyakan fitur pengembalian premi yang ditawarkan sebuah produk asuransi jiwa atau kesehatan gres bisa Anda nikmati sehabis periode tertentu. Misalnya, gres kembali sehabis 12 tahun masa pertanggungan. Ada juga yang 3 tahun atau 5 tahun sudah bisa dikembalikan uang preminya kendati tidak sebagian saja, dan sebagainya. Eko Endarto, perencana keuangan Finansia Consulting, menilai, apabila menyoroti syarat jangka waktu, ada risiko penurunan nilai uang yang Anda tanggung akhir faktor inflasi.

Taruh kata, total premi yang sudah Anda bayarkan untuk produk tersebut selama 10 tahun semenjak tahun 2015 yaitu Rp 60 juta. Di tahun kesepuluh atau 2025 Anda mendapat pengembalian premi 100% senilai sama yaitu Rp 60 juta.

Bila mengasumsikan tingkat inflasi per tahun 10% dan tingkat bunga contoh rata-rata 6%, maka di tahun 2025 nilai Rp 60 juta itu sejatinya sudah turun setara Rp 41,42 juta.
Namun, apabila Anda sudah kebelet ingin membeli asuransi dengan premi pengembalian premi, Eko menyarankan semoga menentukan produk dengan jangka waktu pengembalian lebih cepat semoga risiko penurunan nilai uang lebih kecil.

Asuransi Tanpa Tes Kesehatan

Asuransi fitur return on premium atau non claim bonus banyak yang tidak mensyaratkan investigasi kesehatan ketika mendaftar. Misalnya, Cigna Health Protection yang memberi bonus 25% dari premi kalau tidak ada klaim selama dua tahun. Beberapa produk asuransi kesehatan yang lain, terutama yang uang pertanggungannya besar, mewajibkan tes kesehatan setiap tahun.

Budi Raharjo, perencana keuangan OneShildt Financial Planning, berujar, asuransi berfitur return on premium umumnya juga tidak mewajibkan tes kesehatan setiap tahun alasannya masa pertanggungan asuransi biasanya sudah dipatok di awal. Misalnya, 5 tahun atau 10 tahun. “Oleh alasannya itu pula pemegang polis dihentikan telat membayar premi alasannya bisa menjadikan perlindungannya terputus di tengah jalan,” kata dia.

Ada laba lain alasannya modelnya yaitu asuransi berjangka. Selain tidak perlu pembaharuan tes kesehatan, premi yang dibayarkan pun nilainya tetap selama masa kontrak tanpa melihat penambahan usia tertanggung seiring waktu.

Premi Asuransi Bisa Saja Lebih Mahal

Menurut pengamatan Risza Bambang, perencana keuangan OneShildt dan Chairman Padma Radya Aktuaria, produk asuransi dengan fitur return on premium bisa dikategorikan sebagai endowment atau asuransi dwiguna berisi proteksi dan tabungan. “Biasanya asuransi menyerupai ini preminya cenderung lebih mahal daripada asuransi biasa yang preminya hangus,” kata dia.

Perusahaan asuransi, ujar Risza, tentu sudah melaksanakan hitungan cermat semoga tetap bisa untung kendati premi yang sudah dibayarkan pemegang polis mereka kembalikan di simpulan masa kontrak.

Agar bisa membandingkan tingkat mahal atau murah sebuah produk, berdasarkan Risza, Anda perlu membandingkan keseluruhan isi produk. “Jangan cuma melihat nilai rupiah yang diberikan dari fitur return on premium itu,” kata dia.

Anda perlu melihat lebih detail manfaat apa saja yang diberikan oleh sebuah produk, kemudian kewajiban premi yang disyaratkan, persyaratan yang diterapkan untuk bisa mendapat return on premium, juga syarat dan ketentuan lain yang banyak dimuat dalam polis produk asuransi tersebut.

Bandingkan dengan produk lain yang tidak mempunyai fitur return on premium. Agar tidak gundah dan salah beli produk, perencana keuangan menyarankan Anda kembali ke prinsip awal, yaitu proteksi menyerupai apa yang Anda butuhkan dan berapa kemampuan anggaran proteksi yang Anda miliki.

Dengan begitu, kebutuhan proteksi Anda bisa terpenuhi dengan sempurna dan efisien. Untuk mengetahui daftar Asuransi yang ada di Indonesia dan Asuransi terbaik baca Asuransi Terbaik 2015 dan Daftar Seluruh Asuransi Di Indonesia. Sebelum mengklaim Asuransi baca ini dulu Pengertian Klaim Asuransi, Cara Klaim Asuransi. Jika Anda masih saja gundah mau pilih tabungan atau asuransi baiknya baca ini Tak Perlu Bingung Lagi, Pilih Tabungan atau Asuransi ?


Sumber : kontan.co.id

Subscribe to receive free email updates:

ADS